CIMAHI,Simaknews.id – Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menggelar kegiatan pembukaan Program Pembinaan Agama dan Karakter (PPAK) pada hari Kamis (21/03). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kualitas kerohanian mahasiswa baru.
Kegiatan dengan tema ’mewujudkan mahasiswa Unjani yang smart secara intelektual, emosional, dan spiritual’ itu sebagai lanjutan dari Latihan Dasar Kepemimpinan dan Kedispilinan (LDKK).
Dalam kegiatan yang digelar secara during dan luring tersebut, Unjani menghadirkan tiga narasumber yakni, Dr. Yeni Rospiani, S.S.M.M. selaku author LLDIKTI Wilayah IV, Letkol CPM Yulius Amra, S.H. selaku Kepala BNN Kota Cimahi, dan Egi Primayogha sebagai perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW).
Wakil Rektor III Universitas Jenderal A. Yani dr. Dewi Ratih Handayani, M.Kes. menyebutkan, sedikitnya ada 4.328 mahasiswa yang mengikuti kegiatan PPAK 2024 tersebut.
”Program Pembinaan Agama dan Karakter (PPAK) ini diikuti oleh mahasiswa baru Universitas Jenderal Achmad Yani,” kata dr. Dewi dalam sambutannya.
Usai sambutan dirinya langusung menyerahkan cinderamata kepada para narasumber yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Pada kegiatan itu, tampil pemateri pertama yakni Dr. Yeni Rospiani, S.S.M.M,. dalam pemaparannya, beliau membahas menganai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Menurutnya, kampus dapat menjadi lingkungan dengan interaksi sosial yang berbudaya luhur dengan etika keilmuan.
Sementara untuk materi kedua disampaikan oleh Kepala BNN Kota Cimahi Letkol CPM Yulius Amra, S.H. Dalam materinya, Yulius menyinggung terkait kampus bersih dari narkoba untuk Indonesia bersinar (Bersih dari penyalahgunaan narkoba).
Dia mengungkapkan, pencegahan narkoba dapat dilakukan dengan tiga sistem. Sistem pertama bisa denga cara macrosystem. ”Sistem ini diluncurkan dengan kebijakan pemerintahan dan public,” ungkapnya.
Sementara untuk sistem kedua bisa dengan mesosytem yang dilakukan oleh para komunitas atau organisasi dan lingkungan social yang sehat dan anti narkoba.
”Untuk sistem ketiga dengan microsystem dilakukan dengan lingkungan sekitar seperti keluarga, pertemanan,dan Lembaga Pendidikan,” bebernya.
Sedangkan Egi Primayogha yang merupakan pemateri terakhir menyampaikan mahasiswa yang anti korupsi, peran dan fungsi dalam memberantas korupsi.
Menurutnya, pencegahan korupsi dapat dimulai dengan hal-hal yang kecil seperti mengadakan kajian strategi anti korupsi yang dilakukan oleh BEM atau Himpunan.
”Untuk mencegah tindakan korupsi, sebaiknya mahasiswa memahami Undang-Undang Dasar tentang korupsi,” ujarnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dari mahasiswa kepada narasumber. (as)