Dikeluhkan Pedagang Pasar Tradisional di Cimahi, Harga Sejumlah Kepokmas Kembali Meroket Pasca Idulfitri 

Oleh: Jayanti Herawati, NIM 113, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Achmad Yani

Cimahi, SimakNews.id – Para pedagang di pasar tradisional di Kota Cimahi kembali mengeluhkan meroketnya sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) pasca Lebaran Idulfitri 1445 Hijriah.

Padahal, kenaikan kepokmas juga sempat terjadi jelang Hari Raya Lebaran 2024, seperti bawang merah, daging sapi hingga beras.

Kepala Disdagkoperind Kota Cimahi, Hella Haerani mengklaim telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang di pasar tradisional Kota Cimahi agar merek tidak menaikan harga pasar secara berlebihan.

Baca Juga: Stok Beras di Kota Bandung Aman Hingga Awal Tahun Depan

Menurutnya, meroketnya harga kepokmas yang terjadi selain disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat, juga disebabkan oleh kenaikan harga dari supplier utama yakni pasar Induk.

“Disdagkoperind telah melakukan sosialisasi melalui Paguyuban Pasar untuk memastikan harga pasar tetap stabil,” kata Hella.

“Untuk kenaikan harga ini juga terjadi tidak di semua komoditas, hanya di bahan-bahan pokok tertentu seperti gula pasir, daging sapi, cabai dan bawang yang memang mengalami gagal panen dari produsennya di Brebes,” sebutnya.

Baca Juga : Pj.Wali Kota Dicky Saromi Buka Festival Ekowisata Cimahi

Kendati demikian, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi itu tak berlangsung lama lantaran persoalan meroketnya sejumlah kepokmas kembali terjadi pasca Idulfitri 1445 H.

Salah satunya seperti yang diungkapkan Aja (38) yang menyebut kenaikan kepokmas ini disebabkan kembalinya masyarakat kepada aktivitas rumah tangga. Termasuk, ketersediaan yang terbatas karena pedagang pasar belum berjualan dengan normal.

“Sekarang ini harga seperti cabai, tomat, bawang merah, dan bawang putih sedang melonjak sebelum lebaran itu saya menjual cabai Rp 30 ribu per kilogram. Sekarang naik Rp 60 ribu per kilogram,” kata pedagang sayuran di Pasar Antri Baru Cimahi saat ditemui baru-baru ini.

Baca Juga: Pj. Wali Kota Cimahi Lepas Peserta Mudik Gratis Lebaran 1445 H/2024

Kemudian tomat, lanjut Aja, yang semula Rp 8.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 15.000 per kilogram.

“Kalau ada yang beli tomat satuan saya kasih Rp 2000,” ucapnya.

“Untuk bawang merah dan bawang putih 30.000/kg sekarang 60.000/kg,” sambungnya.

Baca Juga: Pelanggan PLN di KBB dan Cimahi Sambut Baik Promo “Listrik di Bulan Berkah”

Kendati demikian, kondisi berbeda justru terjadi pada komoditas beras yang sempat melambung pada awal tahun hingga Ramadan 1445 Hijriah.

“Beras saat ini sudah turun dari sebelum Lebaran. Untuk jenis beras premium yang awalnya Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram, kini sudah ada yang Rp 15.500 per kilogram hingga Rp 16.000 per kilogram,” kata salah seorang pedagang beras dan telur di Pasar Antri Baru Cimahi, Lola (22).

Sementara itu, lanjut Lola, untuk beras jenis medium awalnya Rp 15.000 per kilogram hingga Rp 16.000 per kilogram. Kini menjadi Rp 14.000 per kilogram hingga Rp 14.500 per kilogram.

Baca Juga: Kesiapsiagaan Masyarakat Kota Cimahi Jadi Wujud Partisipasi Penanggulangan Bencana

“Kalau telur naik yang awalnya Rp 28 ribu per kilogram. Sekarang, Rp 30 ribu per kilogram,” sebutnya.

Selanjutnya, untuk harga daging ayam sempat fluktuatif sebelum bulan suci Ramadan dari harga Rp 36 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

“H-2 lebaran naik lagi Rp 42 ribu per kilogram dan sekarang setelah lebaran menjadi Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram,” kata Nurjaman (45) pedagang daging ayam di Pasar Antri Baru.

Baca Juga: Kesiapsiagaan Masyarakat Kota Cimahi Jadi Wujud Partisipasi Penanggulangan Bencana

Berdasarkan hasil survei ke salah satu pasar di Cimahi yakni, Pasar Antri Baru mengalami kenaikan harga bahan pokok seperti telur, beras, daging ayam dan bumbu dapur pasca Idulfitri.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok pasca Idul Fitri antara lain:

Permintaan yang tinggi

Kembali kepada aktivitas rumah tangga masyarakat meningkatkan permintaan terhadap bahan pokok.

Pedagang pasar belum berjualan dengan normal

Ketersediaan yang terbatas karena pedagang pasar belum berjualan dengan normal, yang mengurangi bekalan pasokan.

Inflansi

Kenaikan harga secara rata-rata yang berlangsung secara terus-menerus, yang disebabkan oleh dua hal, yaitu dorongan biaya (cost pust inflation) dan tarikan permintaan (demand pull inflation)

Baca Juga: Disdukcapil Kota Cimahi Sosialisasikan Layanan Kependudukan

Faktor distribusi terganggu

Arus mudik dan arus lebaran menyebabkan faktor distribusi terganggu, yang mengurangi bekalan pasokan.

Ketersediaan yang kurang

Tidak banyak petani melakukan panen karena libur, yang meningkatkan ketersediaan yang kurang.

Pendekatan pasar monopoli

Terjadinya monopoli pasar antara pelaku usaha yang mengatur harga bahan pokok.***

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *