FPK Kota Cimahi Bertekad Jaga Keutuhan NKRI

(CIMAHI),simaknews.id – Selasa (28/6/2022) bertempat di Pendopo DPRD Kota Cimahi, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Cimahi menggelar silaturahmi jajarannya. Silaturahmi dimaksudkan untuk menghadapi dan menyikapi tahun politik dan situasi yang mungkin terjadi.

Hadir pada acara tersebut Wakil Ketua II ForumPembauran Kebangsaan (FPK) ProvinsiJawa Barat, Jhoni Toat dan Ketua FPK Kota Cimahi,Totong Solehudin. Beberapa perwakilan etnis yang ada di Cimahi. Dalam kesempatan itu, FPK berkomitmen untuk menjaga keutuhan anak bangsa dan keutuhan NKRI melalui jalinan silaturahmi yang terbangun selama ini, khususnya di Cimahi. “NKRI harga mati” menjadi motto yang digaungkan.

Diantara yang hadir adalah perwakilan dari etnis Tionghoa, Nias, Palembang, Padang, Jawa, Batak dan perwakilan lainnya yang ada dan berdampingan di Cimahi.

Wakil Ketua II FPK Jawa Barat, Jhoni Toat mengatakan, bahwa FPK tidak memiliki garis komando, tetapi yang ada adalah garis koordinasi. Oleh karenanya, silaturahmi yang terjaga adalah langkah efektif untuk terus berkomunikasi antar elemen yang ada di FPK dan juga menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah. Ditekankan Jhoni, bahwa FPK tidak berafiliansi dengan pihak manapun maupun golongan manapun, karena di FPK terdiri dari berbagai suku, ras, agama dan berbagai profesi didalamnya.

Totong Solehudin, selaku Ketua FPK Kota Cimahi, mengatakan bahwa silaturahmi ini adalah untuk menjalin kebersamaan dalam keberagaman yang ada dan hidup berdampingan di Cimahi. “Kita menyatukan persepsi dalam kerangka keutuhan dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dengan kemajemukan yang ada di Cimahi diharapkan menjadi sesuatu yang indah dan damai”, ujarnya.

Lebih lanjut Totong menjelaskan,bahwa di Cimahi ada 23 komunitas dan etnis didalamnya. Dikatakannya, bahwa pemerintah kota Cimahi melalui Kantor Kesbang telah mendata dan memonitor dari semua yang ada. “Idealnya harus ada lebih dari 20 komunitas / etnis yang ada, baru bisa terdaftar untuk menjadi sebuah forum kebangsaan ini (FPK), dan di Cimahi sudah ada 23″,tandasnya.

Kedepan, karena masih banyak yang belum terdaftar, akan di fasilitasi untuk menjadi sebuah komunitas dengan cara diganung, sehingga akan memudahkan dalam pendataan dan monitoring. Contohnya, Komunitas Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan) yang tentunya akan ada komunitas / etnis yang ada di daerah bagian itu”,pungkasnya.

Keberagaman dan kemajemukan etnis yang ada di Cimahi menjadi daya magnet tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Terlebih Cimahi dikenal dengan sebutan miniaturnya Indonesia, karenan berbagai macam suku. ras ada, dan hidup berdampingan dengan damai di Cimahi. *sn.3

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *