CIMAHI,SimakNews.id – Kasus virus flu burung yang terjadi di Kota Cimahi dan sejumlah daerah lainnya di Jawa barat menjadi kekhawatiran sejumlah pihak.
Pasalnya, keberadaan virus ini telah merugikan masyarakat, terlebih para peternak. Sebelumnya, di Kota Cimahi puluhan unggas ditemukan mati mendadak di Kampung Kebon Manggu, RT 05/04, Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi.
Seperti diketahui, flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang ditularkan oleh unggas ke manusia.
Dilansir dari laman cimahikota.go.id, gejala flu burung pada umumnya baru muncul setelah 2–5 hari terpapar virus ini. Adapun gejala yang timbul pada tiap penderita juga dapat berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga parah.
Secara umum, begini cara mengenali gejala flu burung:
1. Demam
2. Batuk
3. Sakit tenggorokan
4. Hidung berair atau tersumbat
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot
Selain cara mengenali gejala flu burung, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi flu burung, antara lain:
Baca Juga: Tim SAR Gabungan Evakuasi Jasad Peziarah di Gunung Tampomas
1. Menghindari kontak langsung dengan unggas
2. Menghindari kontak langsung dengan orang sakit
3. Menjaga kebersihan dan mencuci tangan secara rutin
4. Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, sebelum cuci tangan
5. Mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak hingga matang
6. Menerapkan etika batuk, yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lipat siku saat batuk atau bersin.
Meski hingga saat ini masih belum ada obat yang benar-benar ampuh guna mengatasi virus flu burung pada ayam. Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan sejumlah tindakan yang dapat mencegah terjadinya penyakit flu burung pada ternak, yaitu:
Pertama, melakukan peningkatan biosekuriti pada peternakan. Sebab, tindakan umum yang dilakukan dalam program biosekuriti adalah:
Kedua, mengawasi keluar masuknya hewan, mencegah kontak dengan hewan atau hewan liar, membersihkan dan mendesinfeksi sepatu, pakaian, dan peralatan yang dipakai ketika menangani hewan secara rutin, mencatat pengunjung, hewan, dan peralatan yang masuk dan keluar.
Baca Juga: Permudah Pelayanan, Pemkot Bandung Siap Terapkan IKD
Ketiga, melakukan vaksinasi pada ternak. Pemberian vaksinasi dapat diberikan pada ayam umur 35-40 minggu agar titer HI memadai sampai usia menjelang akhir pada umumnya sebanyak 2-4 kali.
Keempat, segera melakukan depopulasi (pemusnahan terbatas atau selektif) di sekitar daerah tertular dengan cara melakukan pengendalian lalu lintas keluar masuk unggas, melakukan pengamatan pada ternak (surveilans) dan penelusuran (tracking back).
Kelima, peternak dapat melakukan pengisian kandang kembali (restocking) setelah depopulasi ternak dalam kondisi kandang yang bersih dan steril.
Keenam, melakukan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness) pun dapat dilakukan. Khususnya pada masyarakat yang beternak unggas, sehingga dapat mengetahui secara dini kala ternak memiliki gejala terserang virus flu burung ini.
Ketujuh, elakukan monitoring dan evaluasi ternak untuk mengetahui perkembangan ternak pasca pemusnahan secara selektif pada daerah tertular, guna mencegah dan menanggapi lebih sigap apabila hal serupa terjadi di kemudian hari. ***