SUMEDANG, Simaknews.id – Upaya mengatasi persoalan ekonomi dan dampak sosial negatif di masyarakat, Wakil Bupati Sumedang mengeluarkan arahan tegas terkait praktik “bank emok” atau bank keliling. Arahan tersebut disampaikan usai menyerahkan bantuan satu ekor sapi di Desa Darmawangi, Jumat (6/6/2025). Arahan tersebut menjadi sinyal pemerintah daerah untuk lebih mengawasi praktik pinjaman dengan bunga tinggi dan mendorong pengembangan model ekonomi lokal yang lebih berkeadilan.
Menurut Wabup, bank emok yang menerapkan bunga tinggi tidak hanya membebani masyarakat dengan pinjaman riba, melainkan juga menimbulkan serangkaian permasalahan sosial. “Bank emok bukan sekadar soal riba, tetapi telah memicu konflik internal rumah tangga, contohnya terjadi KDRT antara suami dan istri akibat beban hutang yang terus menumpuk,” ujar Wabup Fajar.
Wabup menambahkan bahwa selain menimbulkan konflik dalam rumah tangga, praktik bank emok juga berdampak pada lingkungan sosial yang menjadi tidak kondusif. “Permasalahan sosial bermunculan karena adanya saling ghibah serta ketidakmampuan mengelola utang piutang secara sehat, sehingga lingkungan masyarakat pun terganggu,”ujarnya.
Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Wabup menekankan pentingnya optimalisasi Koperasi Merah Putih yang telah dibentuk di tingkat desa. “Apabila koperasi ini sudah berjalan dengan baik, kita harus pastikan tidak terjadi kredit macet. Ini adalah langkah penting untuk mendorong perekonomian masyarakat agar dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya beban utang yang memberatkan,” katanya. (*)