CIMAHI,Simaknews.id – Dalam upaya menjadikan Perguruan Tinggi berakreditasi Unggul, Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) melakukan pembenahan dalam berbagai sektor, seperti sarana prasarana, infrastruktur, kualitas dosen, dan mahasiswanya.
Ketua Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP) Letjen TNI (Purn) Tatang Sulaiman pun optimistis target akreditasi unggul bisa diraih oleh Unjani. Terlebih, Tatang mengaku persiapan untuk menaikan aklreditasi itu sudah dilakukan sejak empat tahun.
”Kita sudah berupaya meningkatkan mutu pendidikan, sarana prasarana belajar, kualitas dosen, pengabdian masyarakat, dan yang lainnya,” ungkap Tatang, usai seminar nasional “Akreditasi Perguruan Tinggi Menuju Unggul” di Gedung Auditorium Unjani, Cimahi, Kamis (8/8).
Tatang menilai akreditasi bagian dari penjamin mutu, sehingga, dengan akreditasi unggul, maka orang tidak akan meragukan kualitas dan mutu dari Unjani.
”Otomatis orang kalau mau belajar atau kuliah akan nyari universitas yang mutunya terjamin,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor Unjani Prof Hikmahanto Juwana mengaku, menjadikan Unjani sebagai perguruan tinggi berakreditasi unggul merupakan bagian dari tantangan yang diberikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang saat itu menjabat sebagai KSAD dan sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP).
”Setelah ada tantangan itu, persiapan untuk akreditasi itu saya rancang sejak saya menjadi Rektor Unjani dan diintensifkan lagi dalam dua tahun terakhir ini,” ungkapnya.
Menurutnya, saaat itu Jenderal Andhika Perkasa meminta agar Unjani menjadi unggul dan bisa mengejar ketertinggalan dari universitas yang sudah mapan. Atas permintaan KSAD itu, lanjutnya, Unjani pun melakukan assesmen dan terungkap jika infrastruktur Unjani masih banyak tertinggal.
Beberapa di antaranya adalah, masih banyak prodi-prodinya yang akreditasi B, belum banyak yang A. Termasuk juga dosen-dosennya, jabatan fungsional itu masih rendah. ”Sehingga jika mau naik jadi universitas unggul maka infrastruktur dan lain-lainnya harus bagus,” terangnya.
”Kemudian saat itu yayasan mengambil alih, kalau untuk infrastruktur itu urusan yayasan. Sedangkan saya bertugas untuk agar prodi bisa unggul, lalu dosen, jabatan fungsional dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Hasilnya mulai ada perubahan, karena animo calon mahasiswa ke Unjani yang diterima setelah Covid itu waktu sekitar 3.000-an mahasiswa, tapi sekarang sudah sampai 6.000. Kemudian dari sisi pendapatan yang tadinya Rp282 miliar per tahun, sekarang sudah mencapai Rp505 miliar pada tahun kemarin.
”Jadi sudah ada peningkatan-peningkatan dan di situ kami percaya diri untuk mengajukan agar bisa di akreditasi menjadi unggul,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, adanya seminar nasional ini untuk berbagi dengan universitas-universitas lain di lingkungan LLDIKTI IV supaya apa yang Unjani lakukan bisa juga mereka lakukan.
Sebab sekarang ini semakin banyak perguruan tinggi dari luar negeri yang diperbolehkan beroperasi di Indonesia sehingga itu jadi tantangan serius.
”Yang saya khawatirkan kalau misalnya perguruan tinggi kita tidak berbenah, terutama yang swasta, maka calon-calon mahasiswa itu akan pergi ke perguruan tinggi luar negeri yang beroperasi di Indonesia. Itu yang tentu kita tidak harapkan,” tuturnya. (as)