CIMAHI, Simaknews.id – Kesiapsiagaan bencana di Sekolah/Madrasah menjadi hal yang penting dilakukan di daerah yang memiliki potensi bencana alam.
Karena sekolah merupakan salah satu area publik tempat berkumpulnya banyak orang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi menyelenggarakan Sosialisasi Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana (S/MAB) 2023, Selasa (14/11).
SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 11 Kota Cimahi, menjadi tempat penyelenggaraan, mulai tanggal 14 hingga 16 November 2023.
100 orang peserta menghadiri kegiatantersebut, terdiri atas perwakilan Siswa dan Guru SMPN 8 dan SMPN 11 Kota Cimahi.
Komite Sekolah, Unsur Kelurahan Leuwigajah dan Cipageran, Unsur Puskesmas Leuwigajah dan Cipageran, Unsur FPRB Kelurahan Leuwigajah dan Cipageran.
Juga hadir Relawan Bencana Leuwigajah dan Cipageran dan Ketua RW 09 Kelurahan Leuwigajah serta Ketua RW 12 Kelurahan Cipageran.
Langkah Strategis
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Cimahi, Yanuar Taufik mengungkapkan, penerapan S/MAB merupakan langkah strategis dalam rangka melindungi warga sekolah.
Tentunya dengan meningkatkan literasi bencana sehingga tercipta budaya sadar bencana.
“Penerapan Sekolah Aman Bencana ini menjadi sarana bagi guru dan siswa untuk belajar tentang lingkungannya dan menjadi agen untuk memberikan informasi kepada keluarga dan masyarakat sekitar,” tutur Yanuar.
Kepala BPBD Kota Cimahi Andhy Fitriawan menuturkan, tujuan dari Penerapan S/MAB adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi bencana alam.
“Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana untuk membangun budaya siaga, budaya aman dan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah”, ujar Andhy.
“Tujuannya agar mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan dari bahaya bencana.”
Pemerintah, baik pusat dan daerah, berkewajiban untuk menyediakan sekolah yang aman bagi siswa-siswi dan warga sekolah lainnya.
Komitmen
Sekolah aman adalah komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat darurat bencana.
Yanuar meminta pihak sekolah untuk memastikan keamanan sekolah satuan pendidikan dengan melakukan koordinasi pada instansi terkait untuk tetap memastikan keamanan beberapa aspek.
Yanuar berharap melalui penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana dapat menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana.
Hadir sebagai narasumber, Budi Budiman Wahyu ST., M.T Penata Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.
Narasumber lainnya, Andri Kurniawan Seknas SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana).
Juga ada Anshari Hanief Mizan Alamiri dari komunitas Retak, dan Panji Lawanu dari FPRB Kota Cimahi.*dero