hut_cmi_2025

Miliki Keterbatasan, Reki Faturahman Siswa SLBN B Sumedang Tetap Mampu Tunjukkan Prestasi

Reki Faturahman
Reki Faturahman siswa kelas 4 SLBN B Sumedang saat mengikuti Perlombaan pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Kab.Sumedang

SUMEDANG, Simaknews.idSekolah Luar Biasa Negeri (SLBN B) Sumedang, yang berada di Desa Licin, Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang kini membina 62 anak disabilitas dari jumlah itu, 7 orang di antaranya adalah siswa tuna rungu.

Sebagian dari mereka banyak yang memiliki talenta seperti memainkan alat-alat musik dan memiliki suara yang merdu.

Salah satunya adalah Reki Faturahman (10), Siswa kelas 4 Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri B Sumedang punya suara merdu yang dapat memanjakan telinga semua pendengarnya. Reki hafal banyak lirik lagu mulai dari yang bernuanansa pop, dangdut, koplo, hingga pop Sunda.

Reki Faturahman menghafal banyak lirik itu hanya dengan memaksimalkan pendengarannya, sebab dia tak bisa melihat lirik itu dan membacanya. Dia disabilitas netra sejak lahir.

“Banyak ya, ada banyak lagu yang dihafal. Tadi saja nyanyi ‘Langlayangan, ‘Ibu’, terus saya hafal juga ‘Ojo Dibandingke’,” kata Reki seusai menyanyi pada acara peluncuran aplikasi Sibiku, aplikasi untuk mempelajari bahasa isyarat oleh Telkom University (Tel-U) di SLBN B Sumedang, Senin (11/12/2023).

“Saya belajar menyanyi dari Pak Dede (guru seni di SLBN-B Sumedang), menyanyi saat ini hanya hobi. Saya sendiri bercita-cita menjadi guru bahasa Inggris,” imbuh Reki yang didampingi ibunya.

Reki adalah adik Reka. Dua kembar ini merupakan anak pasangan Teti Maryani (39) dan Rony Komara (40), warga Lingkungan Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang.

Keduanya lahir prematur saat usia kandungan sang ibu baru 7 bulan. Reka kondisinya normal dan kini bersekolah formal di SD. Tetapi Reki menunjukkan tanda disabilitas netra sejak kecil.

Teti Maryani, ibu kandung Reki menyampaikan bahwa bakat nyanyi Reki baru muncul ketika anaknya itu duduk di kelas 2. Sebelumnya, Reki masih malu-malu. Namun, kini dia sudah semakin terbiasa tampil di muka umum.

Berbagai perlombaan telah diikuti oleh Reki, diantaranya Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) beberapa waktu yang lalu.

“Saya dukung terus. Termasuk ikut berbagai perlombaan, Saat ini, meski hanya hobi, nyanyian Reki sudah mendatangkan uang. Reki sering kali dapat saweran ketika menyanyi, bahkan uangnya bisa membantu menutupi kebutuhan sehari-hari Reki,” ujar Teti.

“Mulanya lomba menyanyi terus menang dan dapat hadiah. Dia ingat kakaknya, uang hadiah itu dibelikan mainan untuk dia dan kakaknya (Reka), terus semakin sering manggung dan dapat saweran,” kata Teti.

Hesvia Nurfadillah, guru Reki mengatakan, Reki merupakan siswa yang pintar, berkarakter, dan nampu berkomunikasi dengan baik.

“Anaknya pintar, bisa bergaul dengan temannya, sosialilasinya bagus, punya banyak teman. Selain memiliki bakat bernyanyi, Reki juga mahir bermain gendang, keyboard, dan mahir bermain alat musik gamelan jenis saron,” katanya.

Sementara itu Nenek Reki, Nani Sumarni saat dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan merasa bangga punya cucu dengan segala keterbatasan dia bisa berprestasi.

“Saya bangga punya cucu dengan keterbatasannya bisa berprestasi, baik di sekolah maupun kemampuannya berprestasi dalam tarik suara, suaranya bagus merdu lagi, semoga cucu saya ke depannya meraih sukses, aamiin ” kata Nenek Nani. (dero)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *