hut_cmi_2025
Ragam  

Merawat Budaya Leluhur, Dusun Ciwaru Gelar Hajat Lembur

SUMEDANG, Simaknews.id – Masyarakat adat Dusun Ciwaru Desa Cisarua Kecamatan Cisarua, menggelar ritual dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah, pada Senin, 31 Juli 2023 malam. Peringatan ini juga dipadukan dengan ritual ritual hajat lembur. 

Berbagai kegiatan mengisi acara tersebut, diantaranya kirab, upacara adat pangbagya, sedekah kubro, tawasul, ngaguar falsafah, nyawer Nyai Sri, celempungan, makan bersama, dan ketuk tilu. Ratusan warga dari mulai kalangan anak-anak, hingga dewasa mengikuti dan menyaksikan acara tersebut.

Ketua Panitia, Acep Manggala, mengatakan bahwa di Dusun Ciwaru ini sebuah acara meriah dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam merupakan yang pertama kali digelar.

“Sebelumnya suka ada namun tak sebesar ini, hanya ngabubur syuro saja. Tapi sekarang kami kolaborasi dengan semua elemen masyarakat yang ada d Ciwaru,” katanya.

Tujuannya, sambung Acep, pihaknya ingin menggali, memperkenalkan, dan melestarikan budaya leluhur yang saat ini dinilai sudah susah dikenal oleh generasi sekarang. Adapun makna dari kegiatan tersebut, warga bisa bersatu, guyub lewat seni budaya, saluyu sabilulungan, dan gotong-royong.

“Jadi ada nilai yang berlaku di tanah kami yang dirasa sekarang mulai menghilang. Makannya kami mulai menggali dulu, lalu kami perkenalkan ke generasi selanjutnya, dan untuk dilestarikan nilai-nilai tersebut,” ujarnya.

Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, Budi Akbar, yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan, pemda sangat mengapresiasi kegiatan tersebut

“Ini budaya yang masih lestari di Cisarua. Banyak nilai-nilai budaya yang patut dicontoh, ditiru, diterapkan ke peserta didik yang masih layak dikembangkan, dimanfaatkan, dan dijaga kelestariannya ntuk memberikan edukasi kepada para generasi kekinian terkait nilai budaya yang terkandung didalamnya,” papar Budi.

Lebih jauhnya diharapkan kegiatan itu tetap berlanjut dan dilakukan secara kontinyu. Sebab menjadi implementasi Sumedang Puser Budaya Sunda (SPBS).

“Sangat menunjang kami di Bidang Kebudayaan. Yaitu terkait perlindungan, pemanfaatan warisan budaya. Kegiatan ini harus berjalan secara konsisten, sehingga bisa diupayakan mendapat dukungan lebih dari pemerintah,” tuturnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *