BANDUNG BARAT, SimakNews.id – Pasca pelaksanaan debat publik terbuka calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung Barat (KBB) melanjutkan kegiatan ke tahapan kampanye rapat umum.
Rencananya, kampanye rapat umum dijadwalkan satu kali untuk masing-masing pasangan calon, yakni untuk tanggal 19 November 2024 dijadwalkan untuk paslon nomor urut 4, Edi Rusyandi dan Unjang Asari, dilanjutkan tanggal 20 November 2024 untuk paslon nomor urut 3, Hengki Kurniawan dan Ade Sudrajat, tanggal 21 November 2024 untuk paslon nomor urut 5, Sundaya-Asep Ilyas.
Kemudian, tanggal 22 November 2024 paslon nomor urut 2, Jeje Ritchie Ismail dan Asep Ismail dan tanggal 23 November 2024 kampanye rapat umum dilaksanakan paslon nomor urut 1, Didik Agus T dan Gilang Dirga.
Meski begitu pada hari pertama kampanye rapat umum, paslon nomor urut 4, Edi Rusyandi dan Unjang Asari memilih untuk tidak mengikuti agenda tersebut. Bukan tanpa alasan, melalui Tim Pemenangannya, Encep Irwan Herdiansyah membeberkan sejumlah alasannya.
“Paslon nomor urut 4, pasangan EDUN tidak melaksanakan kampanye akbar bukan tanpa alasan. Pertama, dikarenakan kampanye akbar sebatas melaksanakan kegiatan seremoni glorifikasi semata dan hanya menghabiskan biaya, dimana biaya yang seharusnya dikeluarkan di kampanye akbar akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat,” jelas Encep saat dikonfirmasi, Selasa 19 November 2024.
Kedua, ungkap Encep, kampanye akbar hanya bisa dilakukan satu kali di satu wilayah atau satu dapil saja, sehingga paslon EDUN merasa tidak adil terhadap masyarakat Bandung Barat apabila banyak masyarakat, simpatisan dan relawan di daerah lain yang tidak bisa hadir di kegiatan kampanye akbar tersebut apabila dilaksanakan.
“Kita tahu bahwa letak demografis Bandung Barat dengan jarak yang cukup jauh antara satu wilayah ke wilayah yang lainnya,”ungkapnya.
Ketiga, tegas Encep, akan lebih bermanfaat bagi paslon EDUN melakukan kampanye biasa dengan fokus turun ke masyarakat langsung dan bisa bertatap muka dengan banyak simpatisan, masyarakat dan relawan diberbagai tempat atau wilayah.
“Sekaligus bisa menyerap aspirasi dan informasi langsung dari masyarakat Bandung Barat terkait apa yang harus dilakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati di pemerintahan yang akan datang apabila ditakdirkan pasangan EDUN menjadi pemimpin di Kabupaten Bandung Barat,” tegasnya.
Encep menilai, paslon EDUN dengan latar belakang santri dan aktivis memahami betul terhadap perasaan dan harapan keinginan masyarakat yang mengharapkan pemimpin yang memiliki rasa empati terhadap masyarakatnya.
“Bukan masyarakat yang harus berbondong-bondong datang menyaksikan calon pemimpinnya berkampanye ke satu tempat saja dengan harus berkorban tenaga ataupun materi yang harus dikeluarkan, tetapi justru paslon EDUN yang akan menghampiri masyarakatnya, dimanapun berada sepanjang di wilayah Kabupaten Bandung Barat,” paparnya.
Pasalnya, paslon EDUN bukan saja hanya semata mengejar kekuasaan tetapi akan lebih mengedepankan terhadap perasaan masyarakatnya.
“Tentunya dengan segala situasi dan kondisi ekonomi maupun sosial yang saat ini dirasakan sedang tidak baik-baik saja oleh setiap lapisan di masyarakat,” katanya. ***