hut_cmi_2025

Didukung Kalangan Milenial Maju di Pilkada Garut, Widi Nugroho Mengaku Masih Pikir-Pikir

Widi Nugroho, pengusaha muda yang mendapat banyak dukungan dari kalangan mileial untuk maju di Pilkada Garut 2024.

GARUT, Simaknews.id– Dorongan kepada kaum milenial pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Garut terus bermunculan dari berbagai kalangan. Pada umumnya mereka berharap dengan dipimpin oleh milenial akan membawa perubahan untuk Kabupaten Garut kedepannya.

salah satu dari kalangan milenial yang banyak mendapat dukungan untuk maju di Pilkada Garut yaitu Widi Nugroho, seorang pengusaha muda yang sukses menjalankan bisnisnya di bidang properti.

Widi mengatakan, jika dukungan yang diberikan banyak pihak tersebut sejauh ini masih menjadi pertimbangan bagi dirinya dalam mengikuti kontestasi Pilkada Garut 2024.

“Dorongan itu kan spirit bagi saya untuk berusaha ya, berusaha dalam artian apakah nanti saya memutuskan untuk mendatangi salah satu partai untuk mendaftar ke partai itu masih jadi pertimbangan, dan saya juga masih melakukan survei khusus untuk calon milenial. Apabila saya masuk dalam survei itu, dan hasilnya bagus, saya akan mendaftar,” ujarnya, Selasa (2/7/2024).

Widi menyebutkan, bahwa dirinya tidak ingin gegabah mengambil keputusan untuk ikut kontestasi Pilkada tanpa didukung data pendukung yang riil. Sebab menurutnya, bahwa seorang calon itu harus diterima semua kalangan bukan hanya didukung oleh kalangan milenial, akan tetapi harus diterima semua kalangan.

Ia menuturkan, jika dirinya adalah seorang yang realistis dalam menentukan sikap dan akan senantiasa bersandar pada hitung hitungan survei dan lainnya. Namun begitu, Widi mengaku dorongan kaum milenial terhadap dirinya untuk ikut jadi kontestan tersebut merupakan sebuah keberhasilan perjuangan dirinya, agar kaum muda itu memahami tentang perpolitikan, atau minimal kaum milenial itu mau menyimak tentang politik.

Widi juga mengungkapkan, seandainya ia maju di Pilkada Garut tahun ini, memiliki target yang tentunya berbeda dengan bakal calon lainnya. Ia menargetkan bukan tentang menang atau kalah, akan tetapi menunjukkan bahwa eksistensi politik milenial itu terletak pada caranya buka usianya.

“Seringkali saya menegaskan kepada rekan rekan saya yang tanya terkait keikutsertaan di pilkada, saya ingin menunjukan bahwa sejatinya eksistensi politik milenial itu terletak pada cara bukan pada usia,” ucapnya.

Widi menegaskan, milenial jangan terpaku pada usia 35 tahunnya, melainkan bagaimana pada usia itu mampu memerankan dalam cara dan gaya perpolitikannya.

“Terlepas saya mau nyalon atau tidak, kan yang menjadi prinsip adalah  harus paham tentang isu isu politik di Garut. Karena yang akan menjamin masa depan Garut itu adalah Pilkada itu sendiri jangan sampai mereka menggadaikan politik ini hanya sekedar jargon,” katanya.

Menurut Widi, andaipun dirinya memutuskan untuk tidak ikut kontestasi Pilkada Garut, tapi yang jelas dukungan itu akan diberikan kepada calon yang aspiratif terhadap keinginan milenial meskipun calon tersebut bukan dari kalangan muda.

” Jadi intinya apa yang menjadi isu titipan dari milenial itu akan coba saya sampaikan kepada mereka yang menurut penilaian saya akan lebih realistis dalam merealisasikan program-program yang menjadi harapan anak muda,” katanya.

Widi menambahkan, bahwa yang disebut calon bupati atau wakil bupati milenial itu ukurannya bukan usia, tapi calon yang  yang paham dan tahu isu anak muda dan mampu men- treatment permasalahan anak muda itu untuk menjadi sebuah solusi. (dero)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *