BANDUNG BARAT, SimakNews.id – Para Ulama memiliki peranan penting dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Selain mendidik, membina umat lewat pendidikan keagamaan seperti tata cara beribadah dengan benar dengan mengetahui semua ilmu-ilmu nya, Diantara tugas lainnya Para Ulama adalah
صديق الحكومة/الامراء
Yaitu, mitra kerja dan sahabat dekat bagi pemerintah. Sehingga, Ulama dan Umaro bisa saling bersinergi, saling mendukung, saling membantu, saling menyayangi, bergotong royong memajukan dan memperjuangkan bagi kemaslahatan umat.
Adapun dari berbagai pilihan yang ideal untuk mengangkat sahabat mitra kerja untuk dapat bersama-sama memperjuangkan kemaslahatan umat, sebagaimana maqolah dari para Ulama yakni:
شرط المرافقة الموافقة
Syaratnya seseorang yang patut dan layak menjadi teman dan diangkat menjadi mitra kerja, sahabat dekat, pemimpin di dalam pemerintahan yaitu yang sehaluan, segolongan, memiliki kesamaan dalam Ideologi dan sesama dalam organisasi.
Adapun dalam konteks Pemilihan kepala daerah Bandung Barat, kalau misalnya kita bukan saudaranya, bukan se desa dengannya bahkan tidak kenal sama sekali, saya bisa dipastikan akan mendukung dan ikut memperjuangkan pasangan Edi Rusyandi dan Unjang Asari (EDUN) meskipun keduanya tidak memberikan apapun, tidak meminta bantuan, tidak bersilaturahmi, tidak mengajak, tidak kenal dan lain sebagainya.
Karena, satu-satunya pasangan di Pilkada Bandung Barat ini yang merupakan kader Nahdlatul Ulama yang asli hanyalah Edi Rusyandi dan Unjang Asari.
Keduanya merupakan kader muda Nahdlatul Ulama, pengurus aktif menjadi pengurus Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat.
Maka dari itu, harus menjadi panggilan jiwa bagi kita sebagai warga Nahdlatul Ulama yang sama sehaluan dan satu pendirian didalam berorganisasi Nahdlatul Ulama nya dengan pasangan EDUN nomor Empat.
Warga NU sudah sepatutnya jangan banyak berfikir, jangan banyak menanyakan hal ini dan itu. Karena calon bupati dan wakil bupati yang se desa, sehaluan, se-organisasi pasti akan ada niat untuk memajukan lembaga pendidikan pesantren, organisasi NU dan lembaga-lembaga yang berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Mari, warga NU kita harus kompak dalam memperjuangkan saudara kita yang sama-sama satu pemikiran dengan kita. Kapan lagi kesempatan yang bisa kita raih kecuali momennya adalah sekarang.
Lima tahun kedepan, belum tentu kita mendapatkan kesempatan kader NU yang ikut berkompetisi di Pilkada Bandung Barat.
Mari kita samakan frekuensi dengan bergerak satu komando.
Jangan tergoda hanya karena ada calon yang berjanji mau memberikan imbalan, bahkan sudah ada yang memberikan imbalan.
Terkecuali, kita sudah ada penyakit yang terlihat, yang menjadikan barometer untuk dukung mendukung tolak ukurnya hanya uang dan kepentingan pribadinya saja.***