hut_cmi_2025
News  

Pendakwah Yahya Waloni Wafat Saat Khotbah Jumat

Pendakwah Yahya Waloni
Ustadz Yahya Waloni (Istimewa)

JAKARTA, Simaknews.id – Umat Islam di tanah air berduka atas wafatnya Pendakwah terkenal Yahya Waloni (55), pada Jumat (6/6/2025) siang.

Kabar meninggalnya Ustadz Yahya Waloni ini sangat mengejutkan, karena almarhum meninggal dunia saat menjadi khatib Jumat di Masjid Darul Falah, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti mengungkapkan, ustaz Yahya Waloni masih berpidato lancar saat menjadi Khatib di khutbah pertama Jumat. Namun, pada saat khutbah kedua mantan pendeta tersebut jatuh dan tak sadarkan diri.

“Masih sempat berdiri, di khutbah kedua (jatuh),” kata kepada wartawan, Jumat (6/6), awoertibdilansir detikcom.

“Masih sempat ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” tambahnya.

Yahya Waloni Resmi Bebas dari Penjara

Kemudian pada para jamaah langsung memberikan pertolongan dan membawanya ke rumah sakit (RS). Namun, ustaz Yahya Waloni dinyatakan meninggal dunia oleh RS.

Sementara jenazah ustaz Yahya Waloni masih berada di Masjid Darul Falah dan rencananya akan dibawa ke rumah duka di Jakarta.

Sebelum berceramah di Masjid Darul Falah, Yahya Waloni sempat menyampaikan khotbah Salat Iduladha di Jalan Rajawali Makassar.

Berikut Profile Yahya Waloni dilansir dari Wikipedia:

Muhammad Yahya Waloni lahir pada 30 November 1970 adalah pendakwah Islam Indonesia berdarah Minahasa yang mendalami ilmu perbandingan agama.

Yahya Yopie Waloni dilahirkan sebagai penganut Kristiani di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada 30 November 1970. Ia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah seorang pensiunan tentara yang pernah duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah kabupaten di Sulawesi Utara. Ia mengaku bahwa saat muda ia pernah nakal dan memiliki bekas tato di tubuhnya. Ia memiliki ijazah doktor dari Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004.

Yahya Waloni mengklaim diri sebagai mantan pendeta dan pernah menjadi dosen Rektor STT Eben-Haezer. Ia dan istrinya menyatakan syahadat Islam pada 11 Oktober 2006 pukul 12.00 WITA dengan bimbingan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Tolitoli, Sulawesi Tengah.[3] Tetapi Pendeta Ersa Alfred Soru membongkar kepalsuan pengakuan Yahya Waloni sebagai mantan Pendeta dengan menelepon semua mantan Rektor STT Jayapura sahabat dan saudara Yahya Waloni di Manado.

Yahya memiliki seorang istri bernama Lusiana yang berganti nama menjadi Mutmainnah. Ia memiliki tiga orang anak bernama Silvana (Nur Hidayah), Sarah (Siti Sarah), dan Zakaria.

Yahya dipenjara selama 5 bulan karena kasus penistaan agama dan bebas pada 31 Januari 2022, setelah Paul Zhang dilaporkan sebagai penistaan agama Islam.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *