hut_cmi_2025

Kecewa Dua Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat Tak Hadiri Dialog Terbuka, Kadin KBB: ini Menjadi Barometer Siapa Calon yang Benar-benar Peduli Perekonomian di Bandung Barat

Ketidakhadiran dua pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat pada acara Dialog Publik yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Rabu, 13 November 2024 disayangkan banyak pihak.

BANDUNG BARAT, SimakNews.id – Ketidakhadiran dua pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat pada acara Dialog Publik yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Rabu, 13 November 2024 disayangkan banyak pihak.

Pasalnya, acara dialog terbuka yang digelar di Grand Nirwana Resort Lembang tersebut merupakan salah upaya Kadin KBB untuk menyosialisasikan paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat yang bakal bertarung pada kontestasi Pilkada Serentak pada 27 November 2024 mendatang.

Adapun dua paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat yang tidak hadir, yakni pasangan nomor urut 2 Jeje Ritchie Ismail-Asep Ismail serta pasangan nomor urut 4 Edi Rusyandi-Unjang As’ari. Hanya paslon nomor urut 5 Sundaya-Asep Ilyas yang keduanya kompak hadir.

Sementara untuk calon lainnya yang hadir hanya calon Bupati Didik Agus Triwiyono tanpa wakilnya, Gilang Dirga dan calon Wakil Bupati Ade Sudrajat. Kendati acara dialog terbuka bersama Kadin sempat molor beberapa jam dan tidak dihadiri lengkap seluruh paslon, namun pelaksanaan acara ini tetap berjalan lancar dan aman.

Ketua Panitia Pelaksana, Tubagus Aditia menyayangkan ketidakhadiran dua paslon dalam dialog dengan Kadin KBB itu. Padahal acara ini kesempatan bagi mereka untuk memaparkan gagasan, visi dan misi demi kemajuan pembangunan di Bandung Barat.

“Kami sudah memberikan ruang kepada mereka untuk memaparkan program dari setiap paslon mengenai pembangunan ekonomi. Jika berhalangan hadir, bisa diwakilkan kepada ke tim ahli ekonomi masing-masing paslon,” kata Aditia.

Berdasarkan keterangan yang diterimanya, ungkap Aditia, alasan ketidakhadiran kedua paslon tersebut, yakni untuk paslon nomor urut 2 dikarenakan sakit. Sedangkan untuk paslon nomor 4 harus menghadiri agenda kampanye di tempat lain.

“Untuk paslon Jeje-Asep Ismail alasannya harus menjalani pemeriksaan kesehatan, sementara paslon 4, Edi-Unjang mereka ada kegiatan lain yang tak bisa diwakilkan,” ungkapnya.

Aditia menyebut, tidak hadirnya dua paslon untuk memenuhi undangan Kadin KBB menjadi catatan khusus bagi pihaknya. Menurutnya, hal ini menjadi barometer pihaknya untuk memastikan mana calon yang benar-benar peduli terhadap pembangunan perekonomian Kabupaten Bandung Barat untuk 5 tahun ke depan.

“Kita sebelumnya sudah berkoordinasi dengan KPU berikut dengan jadwal termasuk tanggalnya. Kepada KPU kita sampaikan bahwa Kadin ada program bedah ekonomi dengan semua paslon, tapi kesempatan ini disia-siakan mereka,” sebutnya.

Senada dengan Aditia, Dewan Pakar Kadin Bandung Barat, Ranran Rahardja pun mengaku kecewa dengan ketidakhadiran dua paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat.

Padahal, kata Ranran, pihaknya telah jauh-jauh hari mengundang seluruh kontestan. Namun, sampai acara dimulai, dua pasangan calon tetap tidak hadir.

“Sangat disayangkan, kita sudah persiapan lama dengan KPU, termasuk disosialisasikan kepada paslon. Ini bukan debat, hanya dialog untuk mengetahui sejauh mana komitmen paslon terhadap dunia usaha,” jelasnya.

Ranran menilai, acara tersebut merupakan momen sangat penting untuk memikat hati para pengusaha di Bandung Barat yang memiliki ratusan hingga ribuan pekerja dan buruh.

“Ini kampanye gratis, pengusaha di Kadin itu punya anak buah, pekerja. Misalnya yang bekerja di sektor konstruksi saja, satu perusahaan itu mereka punya 3-5 mandor yang membawahi sampai 50 orang anak buah, belum sektor industri. Buruh-buruh itu kan kebanyakan warga Bandung Barat,” ujarnya.

Selain itu, sambung Ranran, dialog terbuka antara Kadin dengan calon bupati-wakil bupati ini sekaligus untuk mewadahi para pengusaha di Bandung Barat agar lebih memajukan pembangunan di daerah sendiri.

“Jadi jangan sampai pengusaha di KBB hanya menjadi penonton, mereka yang bermain di APBD misalkan, mereka hanya jadi penonton karena yang melaksanakan orang luar. Ini jangan sampai terjadi kedepannya,” ucapnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *