hut_cmi_2025

Dua Kali Hasil Survei Golkar, Bacawalkot Cimahi Dikdik S. Nugrahawan Ungguli Ngatiyana

Relawan Optimis Dikdik Bisa Menang di Pilkada Serentak 2024

Bacawalkot Cimahi Dikdik S. Nugrahawan Ungguli Ngatiyana
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Cimahi Budhi Setiawan memperlihatkan hasil survei nama Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Cimahi kepada para awak media, Senin (29/7). Ardinda/Simaknews.id

CIMAHI,Simaknews.id – Hasil survei tahap dua Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Cimahi berdasarkan indikator politik yang dilakukan DPD Partai Golkar Cimahi, nama Dikdik S. Nugrahawan mengungguli nama Ngatiyan.

Keunggulan Sekda atas Mantan Wali Kota Cimahi tersebut adalah untuk yang kedua kalinya. Setelah sebelumnya atau pada survei tahap pertama di priode 17-20 Mei lalu, Dikdik juga unggul atas Ngatiyana.

Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Cimahi Budhi Setiawan mengatakan, hasil survei Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Cimahi tahap dua itu dilakukan pada periode 9-13 Juli 2024.

”Untuk menentukan Bacawalkot Cimahi, Golkar melakukan survei sebanyak tiga kali sesuai intruksi DPP Partai Golkar nomor B-1138/GOLKAR/IV/2024,” kata Budhi kepada wartawan, di Jalan Pasantren, Senin (29/7).

”Survei pertama dilakukan pada Mei. Sementara untuk tahap kedua dilakukan pada Juli dan tahap tiga pada Agustus,” imbuhnya.

Budhi menjelaskan, pada survei tahap kedua ini, DPD Partai Golkar hanya fokus kepada dua nama yakni Dikdik dan Ngatiyana serta hanya untuk Bacawalkot, tidak untuk bakal calon wakil wali kota.

”Awalnya DPD Golkar Cimahi memunculkan tiga nama Bacawalkot untuk disurvei. Tiga nama itu adalah Ketua DPD Ali Hasan, Sekda Cimahi Dikdik S. Nugrahawan dan Rifaldi. Namun, karena ketua (Ali Hasan) dan Rifaldi tidak bersedia untuk mencalonkan, maka DPD Golkar Cimahi hanya mengusulkan satu nama yakni Dikdik S. Nugrahawan,” jelasnya.

”Jadi nama Ngatiyana itu muncul dari DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat,” imbuhnya.

Untuk tahap pertama pada 17-20 Mei lalu, kata Budhi, survei dilakukan Poltracking Indonesia kepada 400 responden di 312 RW yang tersebar di tiga kecamatan dan 15 kelurahan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 4,9 persen.

”Survei tahap pertama nama Dikdik S. Nugrahawan menempati urutan pertama ektabilitas tertinggi dengan 29,0 persen disusul nama Ngatiyana 20,1 persen,” terangnya.

Untuk survei tahap dua masih dilakukan kepada 400 responden di 312 RW, 15 kelurahan, dan tiga kecamatan dengan margin of error plus minus lima persen. Hasilnya, Dikdik masih unggul atas Ngatiyana.

”Melalui simulasi Top of Mine calon wali kota yang berjumlah 16 orang, Dikdik mendapatkan 27,5 persen dan Ngatiyana 12,0 persen,” paparnya.

Sementara pada simulasi semi terbuka 13 calon, Dikdik meraih 34,4 persen dan Ngatiyana 18,1 pesen. Kemudian dilakukan juga simulasi empat nama bakal calon wali kota, hasilnya Dikdik mendapat 44,0 persen sedangkan Ngatiyana 21,50 persen.

”Sementara ketika simulasi head to head atau simulasi denga dua nama calon wali kota, pak Dikdik memperoleh 54,1 persen dan pak Ngatiyana 30,3 persen,” tuturnya.

Sedangkan saat simulasi pasang calon dengan empat pasang Dikdik mendapat 44,8 persen sedangkan Ngatiyana 21,50 persen. Kemudian, pada simulasi tiga pasangan Dikdik memperoleh 50,2 persen dan Ngatiyana 26,20 persen.

”Kami juga melakukan simulasi jika terjadi dua pasangan calon Dikdik mendapat 56,3 persen dan Ngatiyana hanya memperoleh 28,9 persen,” sebutnya.

Budhi mengaku, jika melihat hasil dua kali survei yang sudah dilakukan, maka nama Dikdik Suratno Nugrahawan selalu unggul dari calon dan pasangan lainnya. Sehingga besar kemungkinan rekomendasi Partai Golkar akan jatuh kepada Dikdik sebagai bakal calon wali kota.

”Tapi kewenangan rekomendasi ada di DPP Partai Golkar. Jadi kita tunggu saja pada awal atau pertengahan Agustus nanti siapa yang bakal direkomendasikan. Kalau SK dari DPP sudah turun pasti akan kita umumkan,” tandasnya.

Sementara itu, menanggapi hasil survei yang dilakukan Partai Golkar, Ketua Tim Pemenangan Dikdik Suratno Nugrahawan, Muhya Hadian mengaku sangat gembira. Terlebih nama calon yang dijagokannya unggul mutlak dibandingkan figur lain.

Apalagi Muhya menilai jika data yang disampaikan DPD Partai Golkar Cimahi sesuai fakta bukan hasil rekayasa. Dia pun optimis jika Dikdik yang akan direkomendasikan Golkar dan bisa menang di Pilkada Cimahi nanti.

”Saya yakin (menang) karena angka survei itu dilakukan saat beliau (Dikdik) masih terkekang oleh status ASN, tapi sudah unggul. Apalagi ketika nanti Pa Dikdik menanggalkan ASN-nya dan fokus kerja politik, kami yakin angkanya bisa naik lagi hingga lebih dari 58 persen,” katanya. (as)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *