hut_cmi_2025

Sebut Kota Cimahi Korban Regulasi dan Tak Miliki Konsep, LSM Penjara Ajak Sekber CO Laporkan Bacawalkot Adhitia ke Polisi

Sebut Kota Cimahi Korban Regulasi dan Tak Miliki Konsep
Bakal Calon Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira saat bersosialisasi di daerah Kelurahan Leuwigajah pada Rabu 23 Mei 2024.

CIMAHI,Simaknews.id – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemantau Kinerja Aparatur Negara Indonesia (Penjara) Andi Halim mengaku bakal mengajak para pejuang Cimahi Otonom yang tergabung dalam Sekber CO untuk melaporkan Bakal Calon Wali Kota Adhitia Yudisthira kepada kepolisian.

Pelaporan Adhitia kepada pihak kepolisian tersebut karena yang bersangkutan dinilai sudah membuat kegaduhan.

”Dia (Adhitia) harus mempertanggung jawabkan perkataannya itu kepada warga masyarakat, terutama kepada para penggagas berdirinya Kota Cimahi,” katanya, kepada simaknews.id, Minggu 2 Juni 2024.

”Sebaiknya dia mundur dari bursa pencalonan kepala daerah di Cimahi, karena perkataannya itu sudah banyak melukai masyarakat, terutama para penggagas dan pendiri Kota Cimahi,” lanjutnya.

Andi menilai, perkataan Adhitia yang menyebutkan jika Cimahi lahir secara kebetulan dan korban regulasi, yang mana keluar undang-undang OTDA tahun 99 yang akhirnya menjadi salah satu Kotif yang dimekarkan menjadi kota Otonom merupakan sebuah penghinaan terhadap keberadaan Kota Cimahi.

”Yang menyakitkan kata-kata dia yang menyebutkan kalau Cimahi lahir secara kebetulan dan korban regulasi juga sebagai kota tidak jelas,” bebernya.

Selain akan melaporkannya kepada kepolisian, Andi Halim juga mengaku bakal meminta meminta DPRD  Cimahi untuk memanggil Adhitia untuk meminta pertanggung jawaban atas perkataannya.

”Apalagi, kata-kata itu disampaikan dihadapan foru RW Lewigajah yang notabene sebagi kepanjangan tangan dari Pemkot Cimahi,” katanya.

Andi pun mempertanyakan motif dari perkataan yang dikeluarkan Adhitia. Pasalnya, Andi yakin jika saat mengeluarkan perkataan-perkataan itu Adhitia dalam keadaan sadar.

”Tentu ada motif –motif tertentu dibalik perkataan itu. Oleh karena itu, kami akan meminta DPRD memanggil yang bersangkutan,” terangnya.

”Harus ditanyakan motif apa yang membuatnya mengatakan Cimahi korban regulasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Perwakilan Penggagas Kotif Cimahi Asep Taryana menilai jika perkataan Adhitia tersebut sudah melecehkan dan merendahkan para penggagas pendirian Cimahi Otonom.

”Pernyataan itu sudah memungkiri Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang dibuat oleh DPR RI. Dalam UU itu juga diatur tentang batas wilayah. Maka jika dikatakan tidak memiliki batas wilayah yang jelas itu hal yang menurut saya tidak masuk akal,” katanya saat dihubungi, Minggu (2/6).

Asep mengatakan, jangan sampai karena ingin mendapat dukungan masyarkar, Adhitia berani mengatakan hal-hal yang dapat memprovokasi warga Cimahi. Apalagi menuduh jika Cimahi kota tanpa konsep.

”Boleh saja dia punya misi Hepi tapi tidak lantas harus memvonis Cimahi tanpa konsep. Itu lah kenapa saya mengatakan dia sudah memprovokasi masyarakat yang sudah 22 tahun menikmati konsep pembangunan Cimahi yang perumusannya melalui Musrenbang secara bertahap,” tandasnya.

Sebelumnya, beredar video Bakal Calon Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira saat bersosialisasi di daerah Kelurahan Leuwigajah pada Rabu 23 Mei 2024.

Dalam video yang berdurasi 2,29 menit tersebut, Adhitia mengatakan jika Cimahi lahir secara kebetulan. ”Kita itu korban regulasi, yang mana keluar undang-undang OTDA tahun 99 yang akhirnya kita menjadi salah satu Kotif yang dimekarkan menjadi kota Otonom,”  bebernya.

Namun, lanjut Adhitia, dalam prosesnya Cimahi tidak semulus atau selancar kota-kota lain atau Kotif lain. Sehingga, dampaknya pun diraskan hari ini. Di mana wilayahnya kecil, batas wilayahnya tidak jelas.

”Resorsinya juga begini sumber daya manusia lebih tinggi ketimbang potensi sumber daya alam,” ucapnya.

Tidak sampai di situ, Adhitia juga mengatakan jika  PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Cimahi tinggi, namun uang berputar dikalangan tertentu saja, bukan di masyarakat. Sehingga, meski Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya tinggi tapi angka pengangguran jauh lebih tinggi.

”Artinya secara makro kita bagus, tapi secara mikro kita buruk gitu. Ini lah akibat dari lahirnya sebuah kota yang tidak terkonsep dengan baik,” terangnya.

”Nah itu lah yang saya pelajari. Oh berarti bagaimana membangun Pemerintah Kota Cimahi yang berkelanjutan, yang berkemanusiaan. Sehingga saya mengusung tema hepi,” sambungnya.

Pernyataan-pernyataan dari Adhitia itu lah yang membuat para tokoh masyarakat mengecamnya. Bahkan beberapa di antaranya meminta agar masyarakat tidak memilih calon wali kota yang tidak mengetahui sejarah wilayah yang akan dipimpinya. (as)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *