CIMAHI,Simaknews.id – Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Cimahi menilai jika sejauh ini Pemerintah Daerah (Pemda) kurang memperhatikan kesejahteraan para guru ngaji, ustadz/ustadzah dan para santri.
Padahal, para guru ngaji, ustadz/ustadzah terus berupaya menjadikan anak-anak di Kota Cimahi sebagai yang soleh/solehah agar menjadi generasi Indonesia yang Islami serta cinta terhadap bangsa dan negara.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum BKPRMI Kota Cimahi Asep Sutisna dalam sambutannya dalam kegiatan Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) ke XII tingkat kota di Pendopo DPRD, Sabtu 25 Mei 2024.
”Kami berterima kasih kepada para ustadz dan ustdzah yang tidak lelah mendidik anak-anak Kota Cimahi tanpa lelah, tanpa materi dan tanpa penghargaan, namun masih mau mewakafkan ilmunya, waktunya dan materinya,” ungkap pria yang kerap disapa Kang Asoy itu kepada wartawan.
Kang Asoy pun meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi untuk memperhatikan para guru ngaji serta ustadz/ustadzah dan juga para santri yang ada, dengan cara mengucurkan sebagian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)-nya untuk para pengajar dan pendidik Alquran.
”Saat ini, sebanyak 60 persen dari APBD Cimahi dibelanjakan untuk infrastruktur. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) hanya 10-20 persen,” terangnya.
“”Bagaimana kita bisa membangun Kota Cimahi jika APBD-nya tidak sedikit pun menyentuh pembangunan SDM. Terutama untuk memperhatikan para ustadz/ustadzah. Padahal mereka terus berupaya membangun karakter anak Cimahi yang soleh,” imbuhnya.
Menurut Kang Asoy, semakin banyak anak yang saleh maka Kota Cimahi bakal menjadi kota yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (kota yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya).
Dia pun berharap Cimahi dapat menjadi kota percontohan yang APBD nya berpihak kepada pesantren-pesantren, TPA dan TQA. Yang bisa membangun generasi yang Islami yang cinta terhadap tanah air.
”Hari ini intoleransi semakin merebak, keretakan hubungan anak bangsa semakin tajam dan radikalisme semakin meningkat. Kalau tidak kita counter secara akhlak, secara iman, maka generasi kita akan rusak,”bebernya.
Oleh karena itu, lanjutnya, BKPRMI akan selalu menggaungkan bagaimana agar anak-anak dan generasi muda Kota Cimahi cinta terhadap Indonesia.
Sementara dalam Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) ke XII Tingkat Kota Cimahi yang diinisiasi BKPRMI tersebut, panitia menggelar 13 perlombaan yang diikuti sebanyak 658 santri/santriwati dari 28 unit (TPA, TQA/sekolah agama).
”Sebenarnya saat ini ada 40 unit yang ada di Cimahi, namun 12 unit di antaranya tidak mengirimkan siswanya. Beberapa yang kita lombakan ada lomba adzan, mewarnai, kaligrafi, nasyid, tilawah, tartil, tata cara salat dan lain-lain. Yang menang disini, akan mewakili Cimahi di tingkat Jawa Barat,” tutupnya. (as)