Bandung, Simaknews.id – Puluhan tokoh yang tergabung dalam Aliansi Relawan Prabowo-Gibran mengadakan pertemuan langsung dengan Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar di kediamannya di Jalan Pager Gunung No.6 Kota Bandung.
Agum menuturkan, pertemuan hati ini merupakan agenda perkenalan dari satu kelompok relawan yang menjadi pendukung Prabowo-Gibran.
“Jadi, ini baru hari pertama kita berkenalan dan menyampaikan visi mereka, rencana kegiatan dan pengenalan diri mereka,” kata Agum usai pertemuan dengan relawan baru-baru ini.
“Saya mendengarkan tadi dan saya sambut dengan sangat positif. Tentu menentukan pilihan itu tidak mudah karena melalui satu proses melalui diri kita tentang seseorang yang akan kita dukung,” jelasnya.
Baca Juga :Prabowo Subianto Sapa Ribuan Masyarakat dan Pedagang di Pasar Raya Padang
Agum memastikan, dirinya bakal menindaklanjuti tim relawan Prabowo-Gibran agar tergabung dalam Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat.
“Saya sudah telepon pak Ridwan Kamil bahwa sore ini saya akan bertemu dengan sekelompok relawan yang nantinya akan direkomendasikan untuk diterima oleh TKD di bawah pimpinan pak Ridwan Kamil agar lebih terkoordinir,” tuturnya.
Dengan latarbelakang yang beragam, Agum meyakini kemampuan yang ada pada diri para relawan tersebut.
“Mereka bisa menjadi penyambung lidah dari Prabowo-Gibran, bisa menjadi jubir yang piawai yang bisa meyakinkan masyarakat tentang bagaimana program Prabowo-Gibran ke depan dalam rangka membawa bangsa ini maju,” ungkapnya.
Kendati demikian, mertua dari mantan pebulutangkis Indonesia Taufik Hidayat itu berharap agar para aliansi relawan ini bisa melaksanakan tugasnya secara terhormat, elegan dan tidak membuat kesan seolah-olah pasangan Prabowo-Gibran ini menjelek-jelekkan paslon Capres-cawapres lainnya.
“Karena saya melihat semua calon ini tiga-tiganya bagus, Anies Baswedan itu adik dan sahabat saya juga, Ganjar juga sama adik dan sahabat saya juga,” ungkapnya.
Baca Juga : Didukung Koalisi Indonesia Maju, Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran Deklarasi Resmi
“Saya melihat mereka itu ada potensi. Apalagi pak Prabowo saya tahu betul dari semenjak pangkat beliau Letnan Satu hingga Jenderal saya tahu betul rekam jejak dan kiprahnya,” sambungnya.
Agum mengakui tak meragukan jiwa nasionalisme, kecintaan terhadap bangsa dan negara dari seorang Prabowo Subianto. Termasuk, dedikasinya untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar sangat besar.
“Tiga-tiganya bagus, dalam situasi itu saya rasa semua harus bisa menjaga jangan sampai terjadi hal-hal yang bisa menimbulkan gesekan-gesekan,” ujarnya.
Artinya, terang Agum, jangan saling menjelek-jelekkan calon lain, jangan satu calon dengan pendukungnya menganggap bahwa calon lain dan pendukungnya adalah musuh yang harus dihancurleburkan dalam satu pertempuran.
“Kalau dalam pertempuran segala cara dihalalkan yang penting musuh hancur. Tapi, ini pesta demokrasi, kontestasi demokrasi. Jadi, ada aturan, ada norma dan ada etikanya. Sehingga tidak bisa menghalalkan segala cara,” terangnya.
Agum pun sangat berharap hal ini bisa dimengerti oleh semua baik tiga Paslon itu, terutama oleh pendukungnya dan tadi disampaikan bahwa diharapkan lima tahun yang lalu, sekarang dan ke depan harus semakin dewasa bangsa ini dalam melaksanakan pesta demokrasi seperti yang akan dihadapi.
“Harus lebih dewasa, dewasa yang pertama adalah bagaimana bisa menentukan pilihan yang tepat sesuai hati nurani dan tidak didasarkan pada kenikmatan sesaat, ketika kita dikasih uang atau sembako,” bebernya.
“Itu kan kenikmatan sesaat, harus bisa menilai jauh ke depan siapa yang kita pilih betul-betul bisa menjadi seseorang yang dianggap bisa membawa bangsa ini lebih maju ke depan,” paparnya.
Berikutnya, supaya semuanya lebih dewasa dalam berdemokrasi ini bahwasanya terjadi polarisasi dalam proses kontestasi politik ini merupakan hal yang wajar.
Baca Juga : Golkar Usung Gibran Jadi Bakal Cawapres Prabowo
“Tapi, sangat tidak wajar kalau yang satu 100 persen dan satu nol persen. Nah itu tidak wajar, jadi polarisasi teramat wajar. Artinya, perbedaan memilih ini teramat wajar, tidak salah dan harus begitu,” ungkapnya.
Agum menilai, kebesaran jiwa dan kedewasaan semua pihak dalam berdemokrasi, perbedaan memilih ini harus bersifat sementara, akan berakhir dan harus berakhir ketika Pilpres ini selesai.
“Begitu Pilpres selesai tidak ada lagi perbedaan diantara kita, bersatu lagi kita, menghormati apa yang menjadi keputusan demokrasi,” imbuhnya.
“Menerima realita politik, keputusan demokrasi. Kalau begini cara berpikir seluruh rakyat kita, saya yakin Pemilu 2024 akan berjalan dengan damai, kondusif dan bisa menghasilkan pemimpin yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Pembina Sekber 08 Jawa Barat Relawan Prabowo-Gibran, Yayat T. Soemitra menambahkan, tak banyak orang yang memiliki keberanian untuk mengambil jalan dalam menjaga stabilitas negara.
“Itu semua ada pada sosok Prabowo Subianto. Beliau memiliki keberanian untuk tidak mengorbankan bangsanya,” ujarnya.
“Kalau bicara presiden itu bagaimana stabilitas bisa diwujudkan oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukannya,” sambungnya.
Bahkan, sambung Yayat, sebelum 2045 Indonesia sebagai negara maju bisa diwujudkan dan yang paling menonjol adalah kebijakan hilirisasi yang bisa mengancam negara lain.
“Dari tiga paslon Capres-cawapres ini, Prabowo Subianto yang memiliki pengalaman lengkap untuk menjaga stabilitas negara, karena terkadang pasca reformasi demokrasi itu kerap kebablasan,” tandasnya.***