(CIMAHI), simakNEWS – Disdik Kota Cimahi Kota Cimahi mencatat, ada ribuan siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 2 dan 3 di Kota Cimahi yang belum bisa membaca dan menulis. Diduga kuat penyebabnya karena terlalu lama belajar di rumah selama pandemi COVID-19. Untuk mengantisipasi ketertinggalan belajar (learning loss) pada masa pandemi COVID-19, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 006 Tahun 2022 tentang Penguatan Kemampuan Membaca, Menulis Berhitung bagi Siswa Sekolah Dasar di Kota Cimahi.
Dalam surat edaran tersebut Harjono mengintruksikan guru SD dari kelas 1, 2 dan 3 untuk memberikan pembelajaran tambahan membaca, menulis dan berhitung untuk menguatkan kemampuan literasi dan numerisasi siswa. “Iya kita sudah mengeluarkan surat edaran kepada sekolah-sekalah terkait untuk mengatasi ketertinggalan belajar. Khsuusnya membaca dan menulis siswa SD,” kata Kepala Disdik Kota Cimahi, Harjono pada Jumat (11/3/2022).
Berdasarkan data yang dihimpun, untuk siswa SD kelas 2 di Kota Cimahi ada 1.422 orang atau 18 persen dari total 7.896 siswa kelas 2 yang belum lancar membaca. Sedangkan siswa kelas 3 ada 638 orang atau 10 persen dari total 7.200 siswa kelas 3. “Untuk kelas 2 memang jumlahnya lebih banyak dari kelas 3. Intinya mah anak kelas 1,2 dan 3 yang belum bisa baca kalah saya ke lapanagan di tiap kelas pasti ada,” terang Harjono.
Harjono menduga salah satu penyebab masih adanya ribuan siswa yang belum bisa membaca di Kota Cimahi lantaran terlalu lama belajar di rumah. Seperti diketahui, selama dua tahun pandemi COVID-19 siswa lebih banyak belajar secara daring dari rumah. “Karena selama pandemi saat pembelajaran tidak full PTM, PTM pun pertemuannya dibatasi, maka jumlah yang belum lancar baca tulis sedikit meningkat,” beber Harjono.
Tahun lalu, kata dia, pihaknya juga sudah membentuk tim khusus untuk menangani permasalahan siswa SD yang belum bisa membaca dan menulis. “Jadi untuk literasi dan numerasi di Cimahi, kami mulai dulu dari yang dasar menyisir anak-anak yang belum lancar membaca dan menulis,” jelas Harjono. Dirinya melanjutkan, dampak belum bisa membaca dan menulis bagi siswa SD sangat berat ke depannya. Siswa tersebut dikhawatirkan mengalami ketertinggalan belajar atau learning loss. (*)