PURWOKERTO, Simaknews.id – Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman terletak di pinggiran Kota Purwokerto sebelah barat berjarak 3 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas.
Area
Area museum terdapat dua bangunan utama yang terdiri dari dua lantai yakni pada bagian bawah berisi diorama, foto-foto perjuangan serta duplikat rumah kelahiran Jenderal Soedirman dengan lapangan besar, dan lahan parkir di depannya, kemudian bangunan kedua adalah perpustakaan.
Pada lantai atas terdiri dari relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945, relief perjuangan Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta kembali sebagai Ibukota Indonesia kala itu, dan patung panglima besar Jenderal Soedirman duduk di atas punggung kuda.
Koleksi yang dimiliki museum, koleksi persenjataan dan berbagai piagam penghargaan, peralatan dan seragam yang sehari-hari digunakan pada saat bertugas, termasuk replika tandu yang dipergunakan saat Perang Gerilya.
Lantai pertama berisi diorama sejarah perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman saat merebut Yogyakarta kembali sebagai Ibu kota Indonesia (pada saat itu) dari Kolonial Belanda.
Sementara di lantai kedua, ada patung perunggu Jenderal Soedirman duduk di atas kuda. Total tinggi patung 4,5 meter dan berat 5,5 ton.
Sosok
Jenderal Soedirman merupakan panglima besar pertama di Tentara Indonesia dan menjabat di usia yang masih sangat muda. Ia adalah anak rakyat biasa.
Jenderal Soedirman wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara atau TMP Semaki pada 29 Januari 1950.
TMP Semaki adalah sebuah kompleks pemakaman khusus yang beralamat di Jalan Kusumanegara, Kelurahan Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta.
Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman (EYD: Sudirman; 24 Januari 1916 – 29 Januari 1950) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama, beliau dihormati.
Jenderal Soedirman memiliki nama asli yakni Raden Soedirman yang lahir pada 24 Januari 1916 di Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah.
Orang tua Jenderal Soedirman adalah Bapak Karsid Kartawiraji, seorang pekerja pabrik gula di Kalibagor, Banyumas dan Ibu Siyem yang merupakan keturunan Wedana Rembang.
Di dalam museum terdapat beberapa fasilitas yang terbilang cukup lengkap, mulai dari toilet, mushola, arena bermain seperti ayunan, becak mini, kolam renang untuk anak, dan kolam ikan, jadi pengunjung tidak perlu khawatir jika membawa anak-anak.
Isi dari lantai pertama pada museum Jenderal Soedirman, di lantai pertama berisi diorama sejarah perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman saat merebut Yogyakarta kembali sebagai Ibu kota Indonesia (pada saat itu) dari Kolonial Belanda.
Sementara di lantai kedua, ada patung perunggu Jenderal Soedirman duduk di atas kuda. Total tinggi patung 4,5 meter dan berat 5,5 ton.
Di Purwokerto
Museum yang terletak di pinggiran kota Purwokerto sebelah barat ini yang berjarak kira-kira 3 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas.
Jenderal Soedirman memperoleh pangkat jenderal di usia yang terbilang muda, belum genap 30 tahun. Jenderal Besar Soedirman wafat pada 29 Januari 1950.
Hal yang paling berkesan dari sosok Jendral Sudirman, yakni semangat yang tinggi, rela berkorban, bertanggung jawab, berjiwa pemimpin, taat pada aturan dan pemerintah, serta mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi.
Jenderal Soedirman memimpin perjuangan gerilya dengan berpindah-pindah dalam keadaan kesehatannya yang semakin menurun.
Meski dalam kondisi tersebut, Jenderal Soedirman telah menjelajahi wilayah gerilya di daerah selatan Yogyakarta, Keresidenan Surakarta, Madiun, dan Kediri. *tri