SIMAKNEWS.ID – Adalah Dr. Pujo, S.Hut., M.Si., sebagai pengusul utama dalam pengajuan proposalnya dengan judul Modal Sosial, Kapasitas Kolaboratif, dan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Secara Berkelanjutan: Sebuah Studi Kasus di KHDTK Hutan Pendidikan Gunung Geulis ITB.
Pujo tak serndiri, ia bersama anggotanya; Wawan Gunawan, Endang Hernawan, Heri Rahman, Agustani, Yooce Yustiana dan Intan Ahmad, melakukan Riset PPMI SITH 2024.
Pelaksanaan penelitian (riset) dilakukan mulai bulan April sampai dengan November 2024, dengan rincian kegiatan; Pengumpulan Data Sekunder (April – Mei), Pengumpulan Data Primer (Mei-Juni-Juli), Analisa Data (Agustus-September), Pelaporan (Oktober-November) dan Publikasi (November).
Adapun tujuan dari riset ini untuki mengetahui pengaruh modal sosial dan kapasitas kolaboratf terhadap pengelolaan hutan berbasis masyarakat secara berkelanjutan di KHDTK HP ITB.
Metodologi :
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian deskriptif, kuantitatif, dan eksploratif. Penelitian ini mengukur modal sosial, kapasitas kolaboratif dan pengaruhnya terhadap pengelolaan hutan berbasis masyarakat berkelanjutan di 2 (dua) desa terpilih di sekitar hutan KHDTK Hutan Pendidikan ITB. Jumlah sampel sebesar 60 orang.
Setiap desa hutan ditetapkan sampelnya sebanyak 30 responden, dan data penelitian ini dikumpulkan dengan metode survei yang dilakukan di setiap desa hutan.
Kuesioner dirancang dalam tiga bagian berdasarkan dimensi modal sosial; dimensi kapasitas kolaboratif dan dimensi kinerja pengelolaan hutan berbasis masyarakat secara berkelanjutan.
Dimensi-dimensi ini digunakan untuk membangun model pengelolaan hutan berbasis masyarakat dan factor-faktor yang mempengaruhinya.. Indikator diukur melalui skala Likert 1–5, variabel numerik, dan dikotomis. Indikator lain mengenai modal sosial yang dirasakan, berdasarkan skala Likert 1–5, juga diukur.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga (3) tahap, yaitu:
Assesment dimensi modal social masyarakat
Assesment dimensi kapasitas kolaboratif masyarakkat
Assesment dimensi pengelolaan hutan berbasis masyarakat secara berkelanjutan
Masing-masing dimensi ditentukan variable-variabel, indikator, dan bobot berdasarkan kajian empiris mengenai modal sosial, kapasitas kolaboratif dan kinerja keberlanjutan pengelolaan hutan berbasis masyarakat.
Pendekatan berbasis indeks dalam penelitian ini dikembangkan untuk menilai tiga dimensi tersebut. Analisis pengaruh masing-masing dimensi dilakukan dengan metode Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan Software Smart PLS.
Peta Jalan Penelitian:
Untuk mewujudkan pengembangan model pengelolaan hutan berbasis masyarakat secara berkelanjutan, dilakukan beberapa tahap penelitian yang terbagi ke dalam 3 tahapan yang digambarkan dalam table berikut ini:
Tahap inisiasi (Jangka Pendek 2024-2025 /Topik 1*), Tahap Pengembangan (Jangka Menengah 2025-2026 /Topik 2*), Tahap Lanjut / Hilir (jangka Panjang 2027-2028 /Topik 3*).
*Topik 1 : Pada Tahap Inisiasi untuk jangka pendek diusung riset dengan topik “modal sosial, kapasitas kolaboratif dan kinerja keberlanjjutan pengelolaan hutan berbasis masyarakat”.
*Topik 2 : Pada Tahap Pengembangan untuk jangka menengah diusung riset dengan topik “Penguatan perilaku kolaboratif masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat”.
*Topik 3 : Pada Tahap Lanjut/Hilir untuk jangka Panjang diusung riset dengan topik “Pengembangan Model Pengelolaan Hutan Kolaboratif dengan Skema Perhutanan Sosial secara Berkelanjutan”.
Daftar Pustaka :
Almaghfiroh, C.F., Pujo, Mulyaningrum. 2023. Analisis Kelembagaan Skema Izin Pemanfaatan
Hutan Perhutanan Sosial Pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Rakutak Jawa Barat Institutional
Analysis of Social Forestry Forest Utilization Permits Schemes in Mount Rakutak Protection Forest
Area, West Java. Wanamukti, 26, 2, 76-94.
Annisa, R. Pujo, Mulyaningrum. 2023. Analisis Ekologi Pada Skema Izin Pemanfaatan Perhutanan
Sosial di Kawasan Hutan Lindung Gunung. Rakutak Jawa Barat. Wanamukti, 26, 1, 37-51.
Bennett, N., Lemelin, R.H., Koster, R., dan Budke, I. (2012): A Capital Assets Framework for
Appraising and Building Capacity for Tourism Development in Aboriginal Protected Area Gateway
Communities. Tourism Management, 33, 752-766. doi. 10.1016/j.tourman.2011.08.009.
Devkota, R. R., Maryudi, A., & Krott, M. (2009). Community Forestry: a New Mode of Governance
Driven by Power Networks. Paper presented at the Community Forestry International Workshop.
Devkota, R.R. (2010): Interests and Power as Drivers of Community Forestry. A Case Study of
Nepal. Centre for Tropical and Subtropical Agriculture and Forestry (CeTSAF)- Tropenzentrum.
Georg-August-Universität Göttingen. http,//www.sub.uni-goettingen.de.
El Haqque, A. N. F. Hutomo, P., Mulyaningrum, and Ummati, A.M. 2024. Biophysical Characteristics of Social Forestry In The First Forest Management Unit (Bkph) Of Ciparay, South Bandung Forest Management Unit, Indonesia. The Malaysian Forester 2024, 87, 1, 69-90.
Gazley, B. (2010). Linking Collaborative Capacity to Performance Measurement in Government—
Nonprofit Partnerships. Nonprofit and Voluntary Sector Quarterly, 39, 4, 653-673.
https://doi.org/10.1177/0899764009360823
Gómez, F.F.G. (2013). Learning and adaptation as conservation practices in resilient traditional socio-ecological systems. The Elder Brothers of Sierra Nevada de Santa. Marta Recibido, Mayo 12 de 2013. Aprobado, Mayo 30 de 2013 Tipo de artículo, Artículo de Reflexión sobre investigación terminada Afiliación Institucional de los autores, Member of the Landscape Sociology group at The University of Melbourne, Australia El autor declara que no tienen conflicto de interés.
Keller, J. W. (2000). The Importance of Rural Development in the 21st Century – Persistence,
Sustainability, and Futures. Paper presented at the First National Conference on the future of
Australia’s Country Towns. Retrieved 4 March 2010, from
http://www.regional.org.au/au/countrytowns/keynote/keller.htm#TopO fPage
Lai, Q. (2003): Community Participation in The Management of Nature Reserves, Experiences
And Lessons from China. Unasylva, 54, 51-57
Malla, Y. B. (2009). Community Forestry: Past, Present and Thoughts for The Future. Paper
presented at the The Community Forestry International Workshop.
Maryudi, A. (2011): The Contesting Aspirations in the Forests, Actors, Interests and Power in
Community Forestry in Java, Indonesia. Universitätsverlag Göttingen.
Maryudi, A., dan Krott, M. (2012): Poverty Alleviation Efforts Through a Community Forestry
Sistem in Java, Indonesia. Journal of Sustainable Development, 5, 2.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2018 tentang Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan
Perhutanan Sosial. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4/2023 tentang Pengelolaan
Perhutanan Sosial Pada Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus.
Hutomo, P. Sofhani, T.F., Gunawan, B. and Syamsudin, T.S. 2018. Collaborative Behavior
Network on Management of Mount Geulis Protected Forest at Sumedang Regency, West Java
Province, Indonesia. Journal of Sustainability Science and Management, 13, 2, 85-102.
Pujo, Sofhani T.F., Gunawan B., & Syamsudin T.S. (2018). Community Capacity Building in
Social Forestry Development: A Review. Journal of Regional and City Planning, 29, 2, 113
126. ITB Journal Publisher.
Pujo, Mulyaningrum, Nurhayati, T. 2023. Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Peserta Program
Perhutanan Sosial Skema IPHPS di Hutan Lindung Gunung Rakutak, Kph Bandung Selatan,
Perum Perhutani Divre Jawa Barat Dan Banten. Jurnal Kehutanan Papuasia, 9, 2, 238 – 251.
Mohamad, N.H., Kesavan, P., Razzaq, A.R.A., Hamzah, A., dan Khalifah, Z. (2013): Capacity
Building, Enabling Learning in Rural Community through Partnership. Procedia – Social and
Behavioral Sciences, 93,1845 – 1849. doi. 10.1016/j.sbspro.2013.10.128.
Schusser, C. (2012): Who Determines Biodiversity? An Analysis of Actors’ Power and Interests
in Community Forestry in Namibia. Forest Policy and Economics, 36, 42–51
doi.10.1016/j.forpol.2012.06.005.
Thomson, A.M., dan Perry, J.L. (2006): Collaboration Processes, Inside the Black Box. Journal of Public Administration Review. December 2006. Special Issue.
Sumber: Template Substansi Proposal Riset PPMI SITH 2024, Judul ; Modal Sosial, Kapasitas Kolaboratif dan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Secara Berkelanjutan. Studi Kasus di KHDTK Hutan Pendidikan Gunung Geulis ITB.
Nama Pengusul Utama :
Dr. Pujo Hutomo
Anggota :
Wawan Gunawan/MSDH SITH
Endang Hernawan/MSDH-SITH
Heri Rahman/MSDH-SITH
Agustania/MSDH-SITH
Yooce Yustiana/MSDH-SITH
Intan Ahmad/MSDHSITH
Kelompok Keilmuan : Manajemen Sumberdaya Hayati.
Nama Skema PPMI 2024 : Skema KK – Riset Unggulan KK.
Ketua KK Manajemen Sumberdaya Hayati : Prof. Intan Ahmad. **/SN.RENT