(JAKARTA), simaknews.id – Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto menjelasakan, bahwa dalam kearsipan ada tiga hal utama, yakni tidak melupakan sejarah, mega tren yang mempengaruhi dunia kearsipan seperti pandemi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi hingga pandemi Covid-19, serta strategi mewujudkan tertib arsip, transformasi digital kearsipan dan memori kolektif bangsa dalam mendukung kemajuan bangsa.
Hal itu disampaikan Gunarto saat menjadi pembicara utama pada acara Webinar Kearsipan Nasional dengan tema “Peran Kearsipan: Merajut Masa Depan dari Benang-benang Sejarah” yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) secara daring melalui Youtube, Kamis (4/8).
Lanjutnya, untuk melacak dan mengidentifikasi arsip secara cepat, membuat instrumen, meregistrasi untuk pelestarian arsip digital milik komunitas, dan menciptakan sistem pengamanan arsip jangka panjang yang dipindahkan secara otomatis dari tempat penyimpanan cara baru berbasis digital, yang dilakukan adalah menerapkan Sitem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI).
Ia menambahkan, untuk menajamkan core bussiness kearsipan, ANRI mengembangkan tiga program utama, yakni tertib arsip untuk mendukung proses reformasi birokrasi yang tidak hanya berada di tingkat kementerian lembaga, namun sampai tingkat pemerintah desa. Selanjutnya adalah transformasi digital dan pemajuan budaya.
“Ketika arsip sudah tertib, transformasi digital, maka peninggalan budaya kita dari arsip untuk pemajuan kebudayaan bisa kita capai (memori kolektif bangsa/MKB). MKB ini bagian dari benang-benang sejarah untuk merajut masa lalu menjadi lebih lengkap untuk kepentingan masa depan,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Sekretaris Kementerian PANRB, Rini Widyantini mengatakan, kearsipan selain sumber informasi, arsip juga mempunyai fungsi sebagai sumber yuridis, sumber sejarah dan sumber pengetahuan. Arsip merupakan kumpulan informasi yang menjadi warisan dokumenter yang sangat penting bagi generasi berikutnya.
Kumpulan informasi ini akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang perlu dilestarikan untuk menjadi bahan perumusan kebijakan strategis di masa depan dan seharusnya menjadi arus utama dalam pembuatan kebijakan nasional, terutama untuk mencapai visi Indonesia Emas tahun 2025.
Rini juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ANRI karena telah aktif melindungi dan menjaga informasi dalam bentuk arsip otentik. Menurutnya, ANRI telah memberikan dukungan di Kementerian PANRB dalam tata kelola kearsipan. *sn.//