lebaran2024

Gaet Dinkes dan IAKMI Kota Bandung, Yayasan Jiva Svastha Nusantara Edukasi Warga Pentingnya Konsumsi Air Bersih

Yayasan Svastha Nusantara

BANDUNG, SimakNews.id – Masih minimnya atensi masyarakat dan sejumlah pihak terhadap konsumsi air bersih menjadi persoalan serius yang tengah disoroti Yayasan Jiva Svastha Nusantara.

Diketahui, Yayasan Jiva Svastha Nusantara merupakan organisasi yang berkomitmen untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat melalui kolaborasi, pemberdayaan masyarakat, dan solusi berkelanjutan.

Fokus utama yayasan pada tahun 2025 ini, yakni meningkatkan kualitas air minum dan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses air bersih demi kesehatan yang lebih baik.

Salah satu upaya yang gencar dilakukan untuk menyuarakan pentingnya konsumsi air bersih yakni dengan mengadakan kegiatan edukasi dan penyuluhan mengenai pentingnya air minum berkualitas di Kelurahan Wates, Bandung Kidul, Sabtu 8 Februari 2025.

Mengusung tema Indonesia Sehat Dimulai dari Air Bersih, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menggaet Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Bandung, dan berbagai Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Wates.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konsumsi air yang higienis serta mencegah risiko penyakit akibat air tercemar,” kata Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde.

Dalam kegiatan tersebut, Felicia menekankan, pentingnya akses terhadap air minum yang berkualitas masih menjadi tantangan di banyak wilayah, termasuk di Kelurahan Wates.

“Kami melihat belum banyak elemen masyarakat, termasuk organisasi masyarakat sipil, yang memberikan perhatian khusus terhadap kualitas air minum dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Oleh karena itu, ungkap Felicia, pada tahun 2025 ini Yayasan Jiva Svastha Nusantara akan lebih fokus pada inisiatif di bidang air bersih untuk mengisi celah kekosongan ini dan mendorong kesadaran masyarakat.

“Berdasarkan data Puskesmas Pasawahan, diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering dilaporkan di Kelurahan Wates,” ungkapnya.

Felicia menyebut, penyebab utamanya diduga berasal dari air minum yang terkontaminasi. Berdasarkan studi oleh WHO (World Health Organization), risiko penyakit berbasis air dapat diminimalkan dengan memastikan pengelolaan air yang higienis di seluruh rantai penyediaan, mulai dari sumber hingga konsumsi di rumah tangga.

Tak cuma itu, Felicia juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan wadah air minum. Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menggunakan galon air yang sama dalam jangka waktu yang terlalu lama.

“Galon yang digunakan berulang kali tanpa pembersihan yang optimal bisa menjadi sumber kontaminasi,” ujarnya.

“Sebaiknya, masyarakat menukar galon lama dengan yang baru secara berkala,” imbaunya.

Felicia menegaskan, komitmen Yayasan Jiva Svastha Nusantara turut didukung oleh Dinkes Kota Bandung yang telah merestui dan membukakan jalan bagi yayasan untuk terus mengadakan program-program edukasi dan kemitraan strategis guna mendukung kesehatan masyarakat di Kota Bandung.

“Dengan kolaborasi lintas sektor, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya air bersih semakin meningkat dan dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat sehari-hari,” tandasnya.

Ketua IAKMI Kota Bandung, Nilla Avianty, menambahkan, masyarakat perlu memahami konsep Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam pengelolaan air minum dan makanan (PAMMRT) untuk mencegah terjadinya risiko penyakit.

“Penyediaan air minum yang aman harus mempertimbangkan kebersihan di seluruh rantai penyediaannya, mulai dari sumber air, wadah penyimpanan, hingga cara konsumsi oleh masyarakat,” kata Nilla.

“Mengelola air minum dengan baik dapat menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan seperti diare,” sambungnya.

Menurutnya, sebagian besar warga di wilayah ini mengandalkan depot air minum isi ulang sebagai sumber utama konsumsi harian mereka.

Namun, masih banyak depot yang belum menerapkan standar higienitas yang sesuai, meningkatkan risiko kontaminasi mikroorganisme berbahaya seperti Escherichia Coli.

“Oleh karena itu, penting bagi pemilik depot air minum isi ulang untuk memastikan perawatan teknologi filtrasi, menghindari genangan air, serta menjaga area depot agar bebas dari sumber kontaminasi seperti banjir, debu, dan asap,” papar Nilla.***

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *