BANDUNG BARAT, Simaknews.id – Permasalahan toleransi kerap muncul diberbagai daearah. Tak terkecuali di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dalam upaya mencegah terjadinya intoleransi di wilayah Bandung Barat, Pemda KBB kerap melibatkan forum kerukunan umat beragama ikut membantu menjaga kondusifitas.
Hal itu diungkapkan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bandung Barat, Apung Hadiat Purwoko kepada wartawan, baru-baru ini.
Dia mengklain, saat ini angka toleransi beragama di KBB sudah ada di atas ambang baik.
”Keberagaman dan menghargai serta toleransi beragama di Bandung Barat ada pada angka 8,41 persen, di atas ambang baik,” katanya.
Menurutnya, sejuah ini komunikasi antar anggota forum kerukunan beragama dan pemerintah sudah cukup baik. ”Di sini kita mengimplementasikan Bhineka Tunggal Ika, dan itu berjalan intens,” ujarnya.
Jaga Silaturahmi
Sehingga, lanjutnya, sejauh ini di KBB tidak ada konflik sosial yang terjadi akibat beda pemahaman lintas iman. Hal itu terjadi karena pihaknya selalu menjaga silaturahmi antara linatas agama.
”Sejauh ini tidak ada gesekan, itu pentingnya silahturahmi dan diskusi antar umat beragama,” terangnya.
Saat disinggung mengenai perayaan tahun baru Imlek di Bandung Barat, Apung mengungkap berjalan secara kondusif dan tidak ada masalah.
Dia pun mengajak masyarakat di KBB untuk mengikis pontensi konflik dengan sikap yang toleran.
”Konflik harus dihindari, diadakan diskusi, dan Kesbangpol KBB siap menyediakan ruang untuk menjaga kerukunan beragama,” tandasnya.
Sementara itu, Jaringan Kerja Antarumat Beragama (Jakatarub) menilai, sejauh ini penerapan isu toleransi di daerah, seperti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tidak hanya sekedar simbolik semata.
”Pemda memasukan isu toleransi sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta tata kelola daerah untuk penyelenggaran pemerintahan yang inklusif,” ucap Koordinator Jakatarub, Bandung Raya dan Jawa Barat, Arfi Pandu Dinata saat dihubungi.
Dia pun mengusulkan agar pemerintah daerah memfasilitasi pemuda untuk berdialog dan bekerja sama di tengah keberagaman.
”Pemda memfasilitasi perjumpaan orang muda untuk berdialog dan bekerja sama di tengah keberagaman. Kota atau Kabupaten yang baik adalah kota yang terbuka untuk semua orang. Semuanya dirancang dengan indikator yang jelas dan terukur,” tandasnya. (as)